INILAH.COM, Jakarta - Mundurnya Dicky Chandra sebagai Wakil
Bupati Kabupaten Garut, Jawa Barat dinilai karena tak ada koordinasi dan
pembagian tugas antara bupati dengan wakil bupati.
Hal
ini disampaikan pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Airlangga, Haryadi. "Ketika proses pemerintahan berjalan menjadi
beragam, wakil bupati tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan
keputusan penting," ujarnya kepada INILAH.COM, Kamis (8/9/2011).
Sebenarnya,
banyak daerah yang wakil bupati nya merasa kecewa dengan bupati dalam
pelaksaan tugas di lapangan, ibarat pepatah jauh panggang dari api.
"Kasus Garut ini puncak fenomena gunung es. Cermin kekecewaan kepada
harapan yang besar, tapi pelaksanaannya berbeda," terangnya.
Hal
lain yang menyebabkan rasa kecewa Dicky, kata Haryadi bisa karena
implikasi dari Bupati Garut Aceng Fikri yang masuk partai. Aceng, kata
dia berpikir rasional yaitu calon perseorangan akan mengalami kewalahan
menghadapi legislatif.
Ketika masuk ke Golkar, berarti Bupati
harus memberikan konsesi untuk partai. Adanya konsesi ini mengurangi
konsesi yang didapat sebagai wakil bupati. [mah]